
Kuliner Ekstrem Bali: Babi Guling yang Dipanggang di Atas Pasir Tetap Legendaris
Bali bukan hanya tentang pantai, pura, dan keindahan alam. Pulau Dewata juga dikenal kaya akan ragam kulinernya, termasuk yang tergolong ekstrem bagi sebagian orang. Salah satu yang paling ikonik dan penuh cerita adalah babi guling kuliner khas Bali yang tidak hanya menggugah selera, tapi juga menyimpan teknik memasak tradisional yang unik. Salah satunya: dipanggang di atas pasir panas!
Ya, kamu tidak salah baca. Di beberapa daerah di Bali, terutama di desa-desa yang rajazeus slot masih menjaga kearifan lokal, proses memanggang babi guling dilakukan langsung di atas pasir panas yang sudah dipanaskan dengan bara api selama berjam-jam. Teknik ini sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi warisan kuliner yang langka, namun tetap dipertahankan oleh sebagian kecil masyarakat adat.
Teknik Panggang Tradisional yang Unik
Prosesnya cukup ekstrem bagi standar modern. Seekor babi utuh yang sudah dibersihkan dan diisi bumbu khas Bali—campuran bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, serai, cabai, dan daun-daunan aromatik—kemudian dijahit dan dilumuri bumbu di seluruh permukaannya.
Setelah itu, babi tersebut tidak langsung dipanggang dengan alat modern atau diputar di atas api seperti biasanya. Justru, ia diletakkan di atas pasir panas yang sudah membara, lalu ditutup lagi dengan lapisan pasir dan batu. Proses pemanggangan bisa berlangsung selama 4–6 jam tergantung ukuran babi dan suhu pasir. Ini menciptakan efek “oven alami” dari dalam tanah, yang membuat daging empuk, juicy, dan bumbunya meresap sempurna.
Bukan Sekadar Teknik, Tapi Tradisi
Bagi masyarakat Bali, teknik memasak ini bukan hanya soal rasa, tapi juga bagian dari tradisi dan upacara adat. Biasanya, babi guling yang dipanggang di atas pasir disajikan saat upacara besar seperti odalan (hari besar pura), pernikahan, atau upacara potong gigi. Masyarakat percaya bahwa metode ini mengandung filosofi kesederhanaan, menyatu dengan alam, dan bentuk penghormatan pada leluhur.
Walaupun terkesan ekstrem dan tidak lazim, banyak orang yang justru mencari babi guling “panggang pasir” karena keunikan dan rasa otentiknya. Aroma asap yang masuk ke dalam daging, serta tekstur kulit yang garing dan daging yang lembut, menciptakan sensasi rasa yang tidak mudah dilupakan.
Tetap Legendaris di Era Modern
Kini, teknik ini memang mulai jarang ditemukan, karena banyak pedagang beralih ke metode pemanggangan modern demi efisiensi. Namun, beberapa warung legendaris dan desa adat masih setia menjaga teknik ini demi mempertahankan rasa asli dan keunikan budaya.
BACA JUGA: Warung Tenda ‘Kumuh’ yang Legendaris: Mengapa Makanan di Sini Selalu Ramai Pengunjung?